Kesehatan terganggu? Belum sembuh meskipun sudah gunakan berbagai obat? Tahukah Anda bahwa setiap orang bisa mengobati dirinya sendiri secara mandiri ? Silahkan baca blog ini.
ARTI IHSAN IBADAH SEOLAH OLAH MELIHAT ALLAH
Apa arti Ihsan? Berikut Dalil dan penjelasannya.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Shalatlah bak shalat seorang yang hendak berpisah (dari dunia), seolah-olah kamu melihat-Nya, jika kamu tak dapat melihat-Nya, Dia sesungguhnya melihatmu." (HR Ath-Thabrani) (1)
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pada suatu hari muncul kepada para sahabat, lalu datang Malaikat Jibril 'Alaihis Salam yang kemudian bertanya: (diringkas) ... "Apakah Ihsan itu?" Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menjawab: "Kamu menyembah Allah seolah-olah melihat-Nya dan bila kamu tidak melihat-Nya sesungguhnya Dia melihatmu". ... (diringkas) (HR Bukhari 48) (2)
Ihsan bukan melihat Allah Ta'ala dengan penglihatan mata. Berikut Dalilnya.
Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedang Dia dapat melihat segala yang kelihatan; dan Dia-lah Yang Maha Halus lagi Maha Mengetahui. (QS Al-An'aam (6): 103)
Prof. DR. Hamka menafsirkan QS Al-An-'aam (6) ayat 103 yaitu: (diringkas) Pandangan mata kita yang lemah ini tidaklah dapat mencapai melihat Allah Ta'ala, tetapi Allah Ta'ala sendiri tetap mencapai dan melihat penglihatan mata kita itu. Dan tentu Dia pun Maha Mengetahui akan segala perbuatan-Nya yang halus itu. (3)
Di Hadits Riwayat Bukhari 48 di atas, tentang makna "Kamu menyembah Allah seolah-olah melihat-Nya", Ibnu Rajab dalam bukunya "Jami al Ulum wa al Hikam" mengatakan bahwa Hadits ini menunjukkan seorang hamba yang beribadah kepada Allah Ta'ala dengan sifat ini, yaitu menghadirkan kedekatan Allah Ta'ala dan Allah Ta'ala berada di hadapannya seakan-akan dirinya melihat-Nya. Hal demikian akan memunculkan perasaan takut dan pengagungan-Nya. (4)
Pendapat Ibnu Rajab di atas yaitu "menghadirkan kedekatan Allah Ta'ala" sesuai dengan QS Al-Baqarah (2) ayat 186. Wallahu Ta'ala a'lam.
Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah)-Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran. (QS Al-Baqarah (2): 186)
Prof. DR. Hamka menafsirkan QS Al-Baqarah (2) ayat 186 yaitu: "(diringkas) Pertama, Tuhan itu dekat. Kedua, permohonan hamba-Nya mendapat perhatian penuh dari Allah Ta'ala. Ketiga, agar permohonan mereka mendapat perhatian dari Allah Ta'ala, maka hendaklah hamba yang memohon itu (mereka) memenuhi perintah Allah Ta'ala. (5)
Berikut Asbabunnuzul (sebab turunnya ayat) QS Al-Baqarah ayat 186. Diriwayatkan dari Muawiyah bin Haidah bahwa suatu ketika seorang Arab Dusun mendatangi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan bertanya perihal sifat Allah, "Apakah Allah itu dekat sehingga kami memohon kepada-Nya dengan lirih ataukah Dia jauh lalu kami memohon kepada-Nya dengan berseru?" Lalu turunlah Ayat tersebut. (6)
Dari pendapat Ibnu Rajab di atas, ditafsirkan Ihsan bermakna menghadirkan perasaan seolah-olah melihat Allah Ta'ala dekat di hadapan. Sebagian orang salah menafsirkan Ihsan, yaitu mereka menafsirkan Ihsan adalah kegiatan membayangkan bentuk /wujud Allah Ta'ala. Agar dipahami, janganlah membayangkan bentuk /wujud Allah Ta'ala, karena itu berarti menyamakan Allah Ta'ala dengan sesuatu. Juga Janganlah membayangkan bentuk /wujud Allah Ta'ala sebagai bangunan Ka'bah. Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Allah Ta'ala. Berikut Dalilnya.
(Dia) Pencipta langit dan bumi. Dia menjadikan bagi kamu dari jenis kamu sendiri pasangan-pasangan dan dari jenis binatang ternak pasangan-pasangan pula dijadikan-Nya kamu berkembang biak dengan jalan itu. Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat. (QS Asy Syuuraa (42): 11)
QS Asy Syuuraa (42) ayat 11 pertengahan, yaitu ayat "Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia" ditafsirkan Ibnu Katsir sebagai berikut: "Yakni tiada suatu makhluk pun yang serupa dengan Dia, karena Dia adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu, Maha Esa dan tiada yang menandingi-Nya (menyamai-Nya)". (7)
Jadi, Ihsan bukan membayangkan bentuk /wujud Allah Ta'ala. Dari pendapat Ibnu Rajab di atas ditafsirkan Ihsan bermakna menghadirkan perasaan seolah-olah melihat Allah Ta'ala dekat di hadapan.
Dari Hadits Riwayat Ath-Thabrani di atas, ditafsirkan Ihsan merupakan anjuran Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam kepada umat Islam. Mungkin sebagian orang awalnya tidak mudah melakukan Ihsan. Niatkan melakukan Ihsan karena mencari ridho Allah Ta'ala. Berdoa mohon kepada Allah Ta'ala agar diberi rezeki nikmat ibadah, serta agar mendapat petunjuk dan perlindungan Allah Ta'ala.
Ketika melakukan Ihsan, tumbuhkan prasangka jika kita seolah-olah melihat Allah Ta'ala, maka Allah Ta'ala juga melihat kita. Tumbuhkan prasangka jika kita mendekati Allah Ta'ala, maka Allah Ta'ala juga mendekati kita. Berikut Dalilnya.
Nabi sallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Allah 'Azza Wajalla berfirman: 'Aku sesuai prasangka hamba-Ku kepada-Ku dan Aku akan bersamanya selama ia mengingat-Ku. Jika ia mengingat-Ku dalam dirinya maka Aku akan mengingatnya dalam diri-Ku, jika ia mengingat-Ku dalam sekumpulan orang maka Aku akan mengingatnya dalam sekumpulan yang lebih baik dan lebih bagus darinya. Jika ia mendekat kepada-Ku satu jengkal maka Aku akan mendekat kepadanya satu hasta, jika ia mendekat kepada-Ku satu hasta maka Aku akan mendekat kepadanya satu depa, dan jika ia mendatangi-Ku dengan berjalan maka Aku akan mendatanginya dengan berlari'." (HR Muslim 4832) (2)
Ketika melakukan Ihsan, tumbuhkan perasaan senang berjumpa dengan Allah Ta'ala. Berikut Dalilnya.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barang siapa senang berjumpa dengan Allah, Allah pun senang berjumpa dengannya dan barang siapa yang benci berjumpa dengan Allah, Allah pun benci berjumpa dengannya." (HR Muslim 4844) (2)
Mulailah dan biasakan melakukan Ihsan saat berdoa, shalat, zikir, ibadah, kegiatan sehari-hari seperti makan, minum, berjalan dan lainnya. Insya Allah bisa melakukan Ihsan dan menikmati perasaan seolah-olah melihat Allah Ta'ala dekat di hadapan.
Semua bisa terjadi dengan izin Allah Ta'ala. Hanya Allah Ta'ala yang mengetahui sebenarnya. Wallahu Ta'ala a'lam bishawab.
Sumber:
(1) Muhammad Nashiru, Praktek Shalat Nabi, Minaret, hal. 45.
(2) Lidwa.com, Hadits Kitab 9 Imam.
(3) Hamka, Tafsir Al-Azhar, Jil. 3, hal. 2128).
(4) m.eramuslim.com/ustadz-menjawab/seolah2-melihat-allah-swt.htm.
(5) Hamka, Tafsir Al-Azhar, Jil. 1, hal. 428-429.
(6) Tim, Syaamil Al-Qur'an Miracle The Reference, hal. 54.
(7) Jetapk, Tafsir Ibnu Katsir 30 Juz, Google Play Store.